test

Tuesday, December 4, 2018

BAHAYA PIL PCC

PERHATIKAN JAJANAN YANG DI KONSUMSI ANAK-ANAK KITA

       

           Munculnya kasus peredaran PCC mengingatkan publik akan flakka yang merebak di kalangan remaja di Florida, Tennessee, Kentucky, dan Ohio, AS, pada 2015 silam. Flakka adalah obat-obatan sintetis yang mengandung senyawa kimia alpha-Pyrrolidinopentiophenone atau alfa-PVP, senyawa yang mirip dengan methylenedioxypyrovalerone (MDPV) yang mampu menstimulasi rasa nyaman. Mulanya MDPV banyak digunakan sebagai campuran bahan produk garam mandi. Saat ini, baik alfa-PVP maupun MDPV dilarang beredar di AS. Namun konon flakka dapat dibeli dengan mudah dan murah seharga 3 hingga 5 dolar AS (39-66 ribu rupiah) saja.

         Selain menyebabkan paranoia, halusinasi, igauan, dan agresi, flakka juga menyebabkan penggunanya merasakan peningkatan suhu ekstrem pada tubuh mereka, sampai 40-41 derajat Celsius. Suhu setinggi ini bisa menyebabkan gagal ginjal dan kematian. Peningkatan suhu tubuh ini juga dikaitkan dengan perilaku para penggunanya yang kerap telanjang. Di Kendari, salah seorang korban terjun ke laut akibat rasa panas itu. Liputan6.com, Jakarta Anggota Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Sitti Hikmawati, mengatakan kasus penyalahgunaan tablet PCC di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra) minggu lalu merupakan fenomena gunung es. "Kejadian ini tidak akan langsung berhenti, karena yang muncul dipermukaan saat ini hanya bagai femomena gunung es," katanya. Ia mengatakan, pihaknya akan terus mengali faktor-faktor penyebab terhadap kasus ini tentunya dengan berkoordinasi pihak terkait. "Kami perkirakan masih akan berlanjut karena kejadian kemarin tidak serta merta langsung selesai," katanya.

     

          Penelusuran KPAI kata dia, beberapa anak yang menjadi korban penyalahgunaan tablet PCC di Kendari karena pengaruh lingkungan dan dari anak itu sendiri. "Kami sudah menemui beberapa korban dan keluarganya, penyebab sudah diketahui kemudian kami rangkum menjadi saran solusi bagi pemerintah daerah untuk menjadi pertimbangan dalam mengeluarkan kebijakan Hikmawati juga mengapresiasi kinerja pihak RSJ Kendari demgan keterbatasan yang ada tetapi bisa berbuat maksimal dengan sigap melakukan penanganan terhadap puluhan korban penyalahgunaan tablet PCC. "Yang harus menjadi perhatian pemerintah bahwa sebagian korban PCC itu dari keluarga tidak mampu, sehingga perlu ada kebijalan pembebasan biaya perawatan atau ditanggung oleh pemerintah," katanya. Sebelumnya, pada (12/9) sampai (15/9) puluhan warga Kendari dilarikan ke rumah sakit karena menderita kelainan kejiwaan karena diduga penyalahguna tablet PCC. Catatan BNN Kendari, sekitar 80 orang yang jadi korban karena mengkonsumsi tablet PCC hingga terdapat korban meninggal satu orang di rumah sakit, dari beberapa keterangan di atas seharusnya kita selaku pemerhati pertumbuhan generasi bangsa harus senantiasa memperhatikan tumbuh kembang anak-anak kita, selalu mewaspadai terjadinya perubahan-perubahan yang tidak lazim, karena di era sekarang ini kekreatifan para pengedar PCC entah apapun itu, banyak sekali menyerang pada anak-anak usia dini.

0 komentar:

Post a Comment